Karena hidup itu seperti jendela. Yang memiliki cerita berbeda, di setiap sisinya.

Rabu, 01 Januari 2014

Waktu

Tebak, bagaimana waktu berjalan?
Melintas di udara?
Menyelam di air?
Terbakar bersama api?
Membeku bersama es?
Atau, dia punya caranya sendiri?

Pernah berpikir waktumu akan habis?
Kupikir, kamu akan menjawab tidak.
Kenapa? Karena kamu tidak menyadari, untuk apa aku susah-susah menebaknya?

Oke, berhenti.
Waktu.
Begitu kudengar bisikannya, aku masih acuh
Hingga dentuman itu membuatku terpekur


Tik.
Detik itu berbunyi, pentingkah satu detik itu?
Tik tik.
Dua detik, aku masih tidak peduli
Tik tik tik
Tiga detik, aku masih biasa saja
Tik tik tik tik tik tik....
Dan begitu tanpa henti, aku masih diam dan akhirnya, aku berpikir
Kemana ribuan detik tadi?
Semuanya hilang sia-sia

Dalam temaramnya sinar rembulan,
Aku mengaduh,
Waktuku sudah habiskah?
Telingaku jengah dengan suara yang redam
Kecuali,
Tik.
Detik masih berjalan

Aku menghambur,
Menggelayut bersama angin,
Tenggelam dalam impianku yang terabaikan,
Dan nyaris musnah dengan harapanku yang tertinggal.

Tik.
Aku terlonjak,
Begitu kudengar detik berdentang lagi, aku tersenyum

Kini, aku tahu bagaimana waktu berjalan
Waktu, bukan melulu soal siang dan malam,
Bukan melulu soal pembatasan,
Waktu berjalan, memberimu kesempatan
Memberi sekat untuk mimpimu

Waktu berjalan,
Bukan dengan caranya,
Tapi dengan cara kita sendiri,
Berdentang melalui detik,
Terus menjadi detik jika kita menyelam waktu dengan impian
Akan menjadi menit, jika kita terpekur dalam kemalasan,
Akan menjadi jam, jika kita tergantung dalam angan semu,
Akan habis, jika kita tidak menyadarinya.

Kupikir, waktu adalah keajaiban
Dan, jawabanku memang benar.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Jendela yang Bercerita Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com