Karena hidup itu seperti jendela. Yang memiliki cerita berbeda, di setiap sisinya.

Jumat, 10 Januari 2014

Melangkah

        Terkadang, betapa aku tidak menyadari bahwa aku tidak pernah sendiri.  Selalu memikirkanmu di setiap langkahku.

Selalu ragu kala kakiku melangkah sendiri, tanpamu bersamaku. Selalu kaku ketika aku menyadari kamu berhenti melangkah dan membiarkanku berjalan menembus angin sendiri.

Ketika itu, aku tak berpikir bahwa kamu ingin membuatku mengerti. Yang ada dalam pikiranku hanyalah aku ingin bersamamu melewati waktu.

Damn!

Melupakanmu

Terkadang, aku tidak menyadari. Bahwa melupakanmu adalah salah satu caraku menyakitiku sendiri dengan cara menyakitimu.

Melupakanmu bukan berarti lupa bahwa kau ada, tetapi, seharusnya lupa bahwa kau pernah memberi sakit yang belum kutemukan obatnya. Hanya saja, terkadang aku memang tidak menyadari hal ini.

 Tapi, ada satu hal yang selalu dilewatkan saat mencoba melupakanmu. Yaitu: bahwa aku tidak akan pernah bisa melupakanmu. Hanya bayang semu dirimu yang bisa aku lupakan.

Itupun tak sepenuhnya.

Rabu, 01 Januari 2014

Waktu

Tebak, bagaimana waktu berjalan?
Melintas di udara?
Menyelam di air?
Terbakar bersama api?
Membeku bersama es?
Atau, dia punya caranya sendiri?

Pernah berpikir waktumu akan habis?
Kupikir, kamu akan menjawab tidak.
Kenapa? Karena kamu tidak menyadari, untuk apa aku susah-susah menebaknya?

Oke, berhenti.
Waktu.
Begitu kudengar bisikannya, aku masih acuh
Hingga dentuman itu membuatku terpekur

Copyright © Jendela yang Bercerita Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com